Penyebab Power Steering Terasa Berat dan Cara Mencegahnya
Fungsi utama power steering pada mobil yakni agar pengemudi bisa lebih ringan memutar setir dan menggerakkan roda. Ketika memutar setir mulai terasa berat, hal ini menandakan ada komponen yang bermasalah.
Power steering sendiri ada dua jenis yakni Hydraulic Power Steering (HPS) dan Electric Power Steering (EPS). Power steering bekerja dengan menggunakan cairan guna menciptakan tekanan pada roda untuk berubah arah. Secara garis besar, setidaknya ada empat penyebab yang membuat power steering terasa berat:
Rack Steer Rusak
Sebagai bagian dari rack dan pinion, bagian ini bekerja sama dengan sistem power steering. Penggunaan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan rack steer rusak atau aus.
Tekanan udara ban rendah
Beratnya power steering ketika diputar bisa saja karena tekanan
udara ban yang terlalu rendah. “Tekanan udara yang rendah juga berpengaruh.
Karena ban masih satu sistem dengan power steering. Kalau kurang angin, kerja
power steering jadi semakin besar,” ujar Head Product Improvement/EDER Dept
Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor, Bambang Supriyadi, seperti
dilansir Kompas.com.
Cairan power steering berkurang
Cairan power steering berguna untuk memberikan tekanan terhadap
piston di dalam rack dan pinion. Jika cairan tersebut kurang, maka tekanan yang
diberikan pada piston juga akan berkurang. Pada power steering jenis HPS,
bocornya cairan power steering sering menjadi penyebab yang membuat power
steering rusak. Cairan power steering letaknya di sekitar silinder reservoir,
dekat salah satu ujung power steering belt. Pemilik mobil disarankan
mempertahankan cairan pada tingkat atau level yang tepat. Cairan power steering
biasanya berwarna merah tua, segera lakukan penggantian jika warna cairan
berubah menjadi gelap. “Sementara pada EPS, bisa dibilang lebih less
maintenance,” kata Bambang.
Power steering belt rusak
Bagian ini turut membuat putaran setir menjadi ringan. Power
steering belt memiliki fungsi yang sama seperti belt lainnya di mobil, yakni
untuk memulai dan berhenti melakukan putaran. Belt ini terbuat dari karet dan
cukup rentan. Jika bel tersebut kendur, bisa jadi hal ini menyebabkan power
steering menjadi berat.
Perbedaan power steering HPS dan EPS
Seperti yang telah disebutkan di atas, teknologi power steering
terbagi dalam dua jenis yakni HPS dan EPS. Power steering HPS boleh dibilang
sebagai sistem konvensional, sedangkan EPS biasa disematkan pada model-model
mobil terbaru.
Perbedaan utama dari kedua jenis power steering ini adalah sistem
pengoperasiannya. Jenis EPS menggunakan motor listrik pada sistem
pengoperasiannya. Sedangkan HPS bekerja melalui pompa hidrolik yang
memanfaatkan tenaga putaran mesin. Jenis EPS memiliki kelebihan less
maintenance dan tidak membebani kerja mesin sehingga membantu efisiensi bahan
bakar.
“Jenis HPS membutuhkan perawatan
yang bisa menjadi celah kekurangannya. Setiap 40.000 km sekali, oli harus
diganti, lalu pompanya juga menambah beban kerja mesin sehingga mempengaruhi
efisiensi bahan bakar,” jelas Technical Service Executive Coordinator ADM,
Anjar Rosjadi.
Sumber : https://momobil.id/news/penyebab-power-steering-terasa-berat/
No comments:
Post a Comment