Monday, January 25, 2016

Penyetelan KLEP / KATUP

 PENGERTIAN KLEP / KATUP


     Klep atau dalam bahasa inggrisnya bernama Valve biasa di sebut juga katup berfungsi mengatur masuknya gas baru dan keluarnya gas buang sisa pembakaran pada mesin motor. Tugas dari klep sendiri sangat berat dan vital, karena apabila ada kebocoran/ganguan sedikit saja pada klep akan mengakibatkan tenaga mesin menjadi menurun atau istilah kerennya performa mesin ngedrop. Maka dari itu kenali klep atau katup dan kelengkapannya. 
     Menyetel celah katup (valve clearance) merupakan salah satu dari langkah penyetelan awal sebelum menghidupkan mesin. Hal ini dikarenakan celah katup adalah komponen yang sangat penting dalam mengatur sistem kerja dari mesin 4 tak. Terkait dengan hal tersebut ada beberapa alasan mengapa celah katup perlu untuk disetel.



MENGAPA CELAH KATUP PERLU DISETEL?


GbPenyetelan Celah Katup

Mengacu pada adanya penyebaran panas (pemuaian), maka pada rocker arm dan ujung batang katup harus terdapat celah katupKalau celah katup terlalu longgar atau terlalu sempitmaka akan timbul masalah seperti halnya sebagai berikut
a. Jika celah katup terlalu sempit, maka katup akan membuka terlalu awal dan menutup dengan lambat, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya salah pengapian, atau pengapian balik.
b. Jika celahnya terlalu longgar, maka katup akan membuka terlambat dan menutup terlalu cepat, sehingga dapat menimbulkan suara berisik dan getaran.

Tujuan penyetelan katup adalah :

1.) Pertama, untuk menjamin efisiensi pemasukan campuran bahan bakar dengan udara kedalam sylinder untuk dikompresikan untuk pembakaran untuk memperoleh power yang diharapkan dan pengeluaran.
2.) Kedua, untuk menjamin efisiensi pembuangan gas bekas pembakaran untuk keluar dari dalam sylinder ke udara bebas melalui exhaust manifold.
3.) Ketiga, adalah untuk menjamin kondisi pemasukan dan pengeluaran pada setiap sylinder mendekati sama/sama.

  Karena perannya yang penting, maka dalam menyetel celah katup harus benar, jika tidak maka akan menimbulkan masalah-masalah seperti diatas, dan tentunya umur dari mesin menjadi lebih pendek. Langsung saja kita bahas bagaimana cara menyetel celah katup. Sebelum itu, hendaknya anda menyiapkan peralatan yang akan digunakan:

A. ALAT

1. Tool box (obeng minus/plus, kunci ring)
2. Kunci busi
3. Kunci T 12
4. Feeler gauge
5. Majun
6. Buku manual (jika ada)

B. BAHAN
1. Unit Kendaraan / Engine

Cara Menyetel Celah Katup

Sebelumnya perlu diperhatikan, bahwa tutorial ini dilakukan pada mesin Toyota Kijang 5Kdengan mekanisme katup seperti gambar diatas (OHV), dan FO 1-3-4-2. Namun, anda tidak perlu khawatir jika mobil anda berbeda jenis, karena tutorial dibawah ini mengajarkan tentang konsep dasar cara menyetel katup, jadi untuk mesin dan mekanisme katup yang berbeda dapat menyesuaikan.

A. Persiapan
> Siapkan mesin, alat dan bahan yang diperlukan.
> Periksalah oli mesin, air radiator dan bahan bakar.
> Hidupkan mesin untuk pemanasan kurang lebih 5 menit.
> Membuka cover kepala silinder.

B. Cara Menyetel Celah Katup

1. Putar poros engkol hingga tanda pada puli poros engkol tepat dengan angka 0 pada tutup rantai timing.


GbMengetopkan Poros Engkol

2. Menentukan top kompresi silinder 1 atau 4, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a) Pada saat memutar poros engkol sambil memperhatikan katup masuk silinder mana yang bergerak. Lihatlah katup masuk atau push rod katup masuk pada silinder 1 atau 4 sambil menggerak-gerakkan puli poros engkol.
b) Apabila yang bergerak push rod katup masuk silinder 4 pada saat anda menggerak-gerakkan atau memutar poros engkol, berarti ketika tanda pada puli tepat dengan tanda 0 : yang sedang mengalami top kompresi adalah silinder 1. Begitu juga sebaliknya.
    Nok as pada silinder yang TDC posisi roker arm kondisi bebas/ renggang tidak menekan batang valve. Periksa kerengangan batang valve/conecting rod dengan membuka lubang pemasukan oli di tutup kepala silinder, kemudian memasukan jari tangan untuk memastikan memutarnya batang valve.
>  Melihat arah rotor distributor.
    Untuk Setting timing yang sudah benar bisa juga di lihat dari arah rotor distributor, apabila mengarah ke busi no.2 (saat tutup distributor dilepas) atau kabel busi no.1 (saat tutup distributor dipasang) berarti TOP silinder 1.
3. Menentukan katup-katup yang boleh distel pada saat top kompresi silinder 1 atau 4. Caranya dengan melihat diagram/tabel proses kerja silinder atau bisa juga dengan menggerak-gerakkan puli poros engkol sambil melihat push rod katup yang tidak bergerak. Push rod yang tidak bergerak maka boleh disetel.
NB : Katup Pertama dekat dengan kipas radiator
  


Gb.Urutan Penyetelan Katup

4. Setel celah katup sesuai spesifikasi. Penyetelan dilakukan dengan cara:

a) Mengendorkan mur 12 menggunakan kunci ring 12.
b) Menempatkan atau memasukkan feeler gauge ke dalam celah antara rocker arm dengan batang katup.
     Stel Klep 1-2-3-5 dengan menggunakan Feeler Gauge ukuran :
- intake                : 0,20 mm
- exhaust             : 0,30 mm
c) Melakukan penyetelan dengan mengubah (mengencangkan/mengendorkan) baut penyetel dengan obeng.
d) Setelah celah katup telah benar/sesuai, kencangkan mur penahan sambil menahan baut penyetel agar tidak bergerak. Lalu cek kembali celah katup dengan merasakan tarikan/gesekan dari feeler gauge. 

    Ulangi cara penyetelan selanjutnya dengan cara mengetopkan poros engkol lagi,

5. Putar poros engkol 1 putaran (360°) sehingga tanda pada puli bertepatan dengan tanda 0 pada tutup rantai timing.
6. Menyetel celah katup untuk katup-katup yang belum disetel sesuai spesifikasi.
    Stel Klep 4 - 6 - 7 - 8 dengan menggunakan Feeler Gauge ukuran :
- intake                : 0,20 mm
- exhaust             : 0,30 mm
7. Menutup kembali kepala silinder, lalu memasang komponen lainnya.
8. Coba hidupkan mesin, apakah sudah halus atau belum???? Jika sudah maka anda berhasil.
9. Bersihkan objek kerja, alat, dan juga tempat kerja.



Sumber : http://otomotifscool.blogspot.co.id/2014/06/cara-mudah-penyetelen-katup-mobil.html

Friday, January 22, 2016

JWL, VIA, JAWA mengenal tanda velg

 JWL, VIA, JAWA Marka Keselamatan di Velg Kita




Tanda JWL + VIA do Enkei Sport RCT4 saya

Kemaren pas Enkei Enthusiast gathering ada yang penasaran nanya: “apa sih artinya emboss JWL & VIA, serta stiker JAWA di velg?”

Ini dia jawabannya: Ke-3-nya merupakan marka terkait dengan Safety Standard sebuah velg Jepang. Yup, perhatikan bahwa velg buatan eropa tidak memiliki marka ini lho!
JWL (JAPAN LIGHT ALLOYWHEEL)

JWL ini merupakan tanda standarisasi keselamatan untuk mobil penumpang dari sisi velg. Kementrian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Jepang menetapkan bahwa velg aluminium untuk mobil penumpang (ada kode angka khusus di nopol mobil-mobil kategori ini kalo di sono) yang dijual di Jepang menggunakan tanda ini. Tanda ini boleh digunakan sebuah velg jika ia sudah mendapat sertifikasi khusus, melalui serangkaian tes, seperti:

– Drum Endurance Test : bertujuan menguji durabilitas velg, dengan memposisikan velg (plus ban) seperti selayaknya mobil berjalan, ditaruh d, kemudian drum diputar sebanyak minimum 500rb putaran. Beban radial (seolah kondisi jalan dengan beban berat mobil berpenumpang) dibuat sedemikian rupa. Jika setelah tes ternyata velg itu tidak ada retak, perubahan bentuk atau kekendoran pegangan ban ataupun baut roda, maka ia lulus.

– Radial Load Fatigue Test: bertujuan menguji durabilitas piringan velg, dengan memberikan beban tekanan ke wheel disc selama 100rb putaran. Pengecekan keretakan, perubahan bentuk dan kelonggaran baut roda juga jadi indikator kelulusannya.

– Impact Test : tujuannya kali ini untuk melihat kemampuan menahan angin dalam ban di velg tersebut, juga kekuatan antara struktur pertemuan antara bibir luar velg (rim) dan piringan/bagian tengah (disc). Jadi velg bagian luar (outer rim) akan ditimpa dengan beban yang diajtuhkan dari ketinggian tertentu. Setelah impact, velg akan diinspeksi: keretakan, perubahan bentuk dan kebocoran udara. Tes ini dirancang untuk mensimulasikan impact antara lekuk pertemuan antara ban dan velg; bukan tes kekuatan velg secara keseluruhan lho. Seperti kita ketahui, trend penggunaan ban berprofil tipis dan velg diameter besar, maka volume udara dalam ban semakin sedikit. Tekanan akibat jalanan tentu berdampak lebih keras pada velg, makanya perhatian tes kekuatan ini penting.


Pada velg truk dan bus, standar yang sama menggunakan kode JWL-T.


Marka JWL+R biasanya ada di stiker. Huruf R warna merah berarti Spec 1, jika R warna biru berarti Spec 2

Saat ini, di beberapa brand velg ternama, standarisasi pengujian JWL telah mengalami evolusi. Enkei misalnya, menerapkan standarisasi yang lebih tinggi dari JWL, yang disebut Spec E.
Demikian juga dengan Rays, dengan kode Rays +R – biasa tertulis di stiker belakang velg JWL+R. Sejumlah ukuran standar JWL ditinggikan menjadi standar Rays. Misal: Drum Endurance Test yang dilakukan 500rb putaran di JWL, dibuat menjadi 1 juta putaran di JWL+R. Penerapan +R sendiri terbagi 2: JWL+R Spec 1 merupakan tes untuk velg casting; dan JWL+R Spec 2 untuk velg forged.


Beberapa peningkatan kualitas JWL menjadi JWL+R oleh Rays. Sumber: web Rays
VIA (VEHICLE INSPECTION ASSOCIATION)

Singkatan dari Vehicle Inspection Association , sebuah lembaga yang mem-verifikasi bahwa sebuah velg telah memenuhi persyaratan JWL atau JWL-T. Asosiasi ini mengeluarkan ijin buat produk-produk bermarka VIA hanya jika produk tersebut telah lulus tes kualitas seperti tertulis di atas.
JAWA (JAPANESE ALLOY WHEELS ASSOCIATION)


Sedangkan JAWA merupakan lambang dari asosiasi para produsen velg yang juga mendukung standar sertifikasiyang sudah termasuk di dalamnya pengetesan ala JWL dan sertifikasi VIA juga . Selain menandakan “keselamatan” tersebut, JAWA juga menandakan bahwa velg berstiker ini merupakan hasil produksi perusahaan Jepang yang kompeten karena selain sesuai standar keselamatan, JAWA juga mendukung mengenai kekayaan intelektual dari merk dan desain (orisinalitas), serta pendauran ulang. Pengembangan standar JWL dan VIA sendiri tidak lepas dari riset JAWA sendiri.

Nah, udah ilang belon penasarannya??? Silakan perhatikan velg Anda untuk 3 marka ini….

Sumber : https://dejeautodistro.wordpress.com/2012/05/25/jwl-via-jawa-marka-keselamatan-di-velg-kita/

Rating Kapasitas Baterai

 Kapasitas Baterai


    Energi yang tersimpan dalam baterai harus cukup kuat untuk starter, untuk itu baterai harus terisi penuh. Kapasitas baterai menunjukkan jumlah listrik yang disimpan baterai yang dapat dilepaskan sebagai sumber listrik. Kapasitas baterai dipengaruhi oleh ukuran plat, jumlah plat, jumlah sel dan jumlah elektrolit baterai. Terdapat 3 ukuran yang sering menunjukkan kapasitas baterai, yaitu:
1) Cranking Current  Ampere (CCA)
2) Reserve Capacity
3) Ampere Hour Capacity (AH)

Cranking Current  Ampere (CCA)
    Kapasitas baterai tergantung pada bahan plat yang bersinggungan dengan larutan elektrolit, bukan hanya jumlah plat tetapi besar ukuran (luas permukaan singgung) pada plat yang akan menentukan kapasitasnya.  The Internasional standard memberikan nilai untuk capasitas baterai dengan SAE Cranking Current atau   Cold Cranking Current (CCA Cold Cranking Ampere).  Nilai CCA dari suatu baterai adalah arus (dalam ampere) dari baterai yang diisi penuh sehingga dapat memberikan arus untuk 30 detik pada 18 derajat Celsius selama itu tetap menjaga tegangan setiap sel 1.2 volt atau lebih.

Reserve Capacity
    Kapasitas layanan adalah banyaknya waktu dalam menit pada baterai yang diisi penuh dapat memberikan arus sebesar 25 ampere pada 27 derajat  Celsius setelah sistim pengisian dilepas.  Tegangan tidak boleh turun dibawah 1.75 volt per sel (10.5 volt total untuk baterai 12 volt).


Gb.Rating Baterai

Ampere Hour Capacity (AH)
    Kapasitas baterai  adalah banyaknya arus pada baterai yang diisi penuh dapat menyediakan arus selama 20 jam pada 27 derajat Celsius, tanpa penurunan tegangan tiap sel dibawah 1.75 volt. Sebagai contoh: Sebuah Baterai yang secara terus menerus mengalirkan 3 ampere untuk 20 jam dinilai memiliki 60 AH.
Rumus menentukan kapasitas baterai adalah:
AH = A (amper) x H (Jam)

    JIS mendefinisikan kapasitas baterai sebagai jumlah listrik yang dilepaskan sampai tegangan pengeluaran akhir menjadi 10,5 V dalam 5 jam. Sebagai contoh baterai dalam keadaan terisi penuh dikeluarkan muatannya secara terus menerus 10 A selama 5 jam sampai mencapai tegangan pengeluaran akhir (10,5 V). Maka kapasitas baterai ialah 50 AH (10 x 5 jam) 1 oC.

Stiker Spesifikasi Baterai 
  Baterai otomotif yang baru memiliki striker yang ditempelkan untuk memberikan informasi tentang spesifikasi baterai tersebut, salah satu model stiker baterai seperti tampak dibawah ini,


Gb. Spesifikasi Baterai

    Pada stiker di gambar di atas menunjukkan nomer kode area yaitu N57. Baterai tersebut memiliki 11 plat per sel dengan nilai 380 Cold Cranking Ampere dan tegangan baterai yang dihasilkan adalah 12 volt.  



Sumber : http://otomotifscool.blogspot.co.id/2014/06/rating-kapasitas-baterai.html

Tuesday, January 12, 2016

Cara setting karburator sendiri

 Cara setting karburator sendiri


Pada kali ini, saya ingin berbagi sedikit info untuk sodara sodara pengguna starlet.

Cara setting karburator sendiri :

1. Posisikan rpm di 1000 an.
2. Putar setelan angin (idle mixture) perlahan berlawanan arah jarum jam dari posisi nutup perlahan sampe suara mesinnya terdengar rata.
3. Rata dalam artian rpm nya ga naik lagi meskipun setelan angin diperbesar.
4. Stop sampe di situ..
Turunkan rpm sampe 800 sambil di gas spontan terdengar nglitik atau ga
5. Seting delko sampe pas di gas terdengar nglitik baru turunkan dikit.
(Putaran buat angin posisinya datar, putaran buat idle yg miring)





6. Nah dari situ nanti rpm akan naik atau turun langsung dari posisi 800rpm.
7. Putar kembali setingan idle ke 800.
8. Injak gas pol lalu lepas..
ada efek suara nembak2 atau ngga...
klo nembak2 gedein angin nya seperempat sampai 1/2 putaran..
9. Abis itu injak lagi sampe rpm tinggi keluar asep hitam atau ga...
asep hitam itu tandanya AFR rich artinya kandungan bbm lebih banyak daripada udara jadi pembakaran nya ga sempurna.
10. Kalau ada asap hitam setting kembali delco nya seperti di atas...

Semoga bermanfaat...

Kalau masih bingung dan belum berhasil...
Jangan berhenti buat mencoba...
 
Sumber :
EP Warriors 100
Gambar : Starlet Repair Manual Book

Monday, January 11, 2016

Mengenal Arti Kata Logo TRD Pada Mobil Toyota

 Mengenal Arti Kata Logo TRD Pada Mobil Toyota


Jika Anda melihat beberapa varian dari kendaraan Toyota seperti Toyota Fortuner, Toyota Agya, Toyota Vios, Yaris dibagian belakang, depan, samping bodi terdapat sebuah logo atau sticker dan emblem yang bertuliskan TRD atau kepanjangan dari Toyota Racing Development, logo atau sticker tersebut biasanya mendapatkan tambahan kata ? sportivo? ada juga dengan tambahan huruf ?S?. Sama seperti logo E, G, S atau varian tipe kendaraan Toyota, logo atau emblem TRD juga memiliki arti yang menunjukkan spesifikasi dari jenis mobil Toyota.

Mengenal Arti Dari Toyota Racing Development

TRD pada awalnya adalah divisi khusus untuk pengembangan spare part dan aksesoris untuk keperluan balap bagi kendaraan Toyota, seiring perkembangannya TRD berinovasi dengan menerapkan berbagai spare part racing ke kendaraan komersial yang dimiliki oleh Toyota, TRD sendiri memiliki dua cabang resmi yaitu TRD Asia yang diwakili oleh Toyota Technocraft Co. Ltd dan TRD Amerika. Sementara di Indonesia TRD masuk sejak tahun 2012 dan diperkenalkan pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) yang merupakan cabang TRD yang berpusat di Jepang.

TRD memiliki tiga produk utama yaitu TRD Product, TRD Sportivo dan TRD S, penjelasan dari ketiga produk sebagai berikut.

TRD Product :
Merupakan product asli atau berstandart TRD yang menghasilkan berbagai part untuk keperluan motor sport yang membutuhkan kecepatan dan aerodinamika kendaraan. Kebanyakan racing spare part yang dihasilkan masih asli produksi dari Jepang. Part ini hanya untuk keperluan kendaraan balap sirkuit tidak untuk kendaraan komersial.

TRD Sportivo :
Produck yang dikembangkan bersama oleh Toyota Motor Corporation dengan TRD,  dikarenakan untuk keperluan kendaraan komersial part ini tentu saja harus sesuai dengan kriteria untuk tipe kendaraan jalanan sehingga part yang dikembangan lebih banyak ke unsur sport dengan sentuhan gaya balap.

TRD S:
Sama seperti TRD Sportivo namun lebih banyak mengembangkan pada unsur stylish saja, kebanyakan part yang dihasilkan hanya pada bodi saja baik interior maupun eksterior.

Hingga saat ini beberapa tipe kendaraan yang menggunakan teknologi TRD yang ada dipasaran Indonesia antara lain Toyota Fortuner, Toyota Yaris, Toyota 86, Toyota Rush dengan teknologi TRD Sportivo.

Sementara dengan teknologi TRD S hadir pada Toyota Agya. TRD sekaligus menandakan sebagai varian tertinggi dari tipe kendaraan Toyota.

#TRD
#infotoyota
#TOYOTAMANIA


Sunday, January 10, 2016

CARA GANTI KARET ARM

 CARA GANTI KARET ARM


Alat alat yang harus disiapkan :

 

  1. Dongkrak
  2. Palu
  3. Tang / Ragum
  4. Obeng Minus
  5. Gerinda Tangan
  6. Kaca Mata
  7. Kunci Roda
  8. WD
  9. Kunci L
  10. Kunci SOK
  11. Bor Tangan
  12. Gergaji Tangan
Langkah langkah pengerjaan :

1. Dongkrak dan copot ban, terus lepas kan arm dari posisinya.







2. lepaskan karet lama dari arm dengan cara di gergaji atau dibawa ketukang bubut









3. Pasangkan karet baru pada arm





4. Pasangkan kembali arm pada posisi semula, jgn lupa ditambahkan gemuk/grease.



5. Lanjutkan dengan yang sebelah, disarankan setelah itu melakukan Spooring Balancing.

NOTE :
Untuk bushing merk RBI, pemasangan harus di press pakai Ragum / Catok.


Sumber : Yoel

Thursday, January 7, 2016

Cara Menyambung Kabel RPM Meter (Tachometer)

 Cara Menyambung Kabel RPM Meter (Tachometer)


Tachometer berfungsi untuk mengukur putaran engine dalam satuan RPM (Rotation Per Minute, putaran per menit). Lebih lanjut tentang fungsi RPM dapat dibaca di artikel "
Apakah Fungsi Tachometer pada Kendaraan?".

Di pasaran, tachometer sering juga disebut RPM meter atau RPM saja. Penyambungan kabel tachometer sering menemui kendala karena tidak ada keterangan dari pabrikan. Penjual juga tidak tahu cara menyambung kable. Sedangkan mekanik hanya mengandalkan cara coba-coba, karena tidak mencatat dan tidak mengerti prosedur test, mekanik sering mencoba kombinasi yang salah dan sama berulang-ulang, yang beresiko merusak tachometer. 

Untuk tachometer analog (dengan jarum) merk Garcons sebagaimana foto diatas, penyambungan kabelnya adalah: 

Kabel kuning adalah tegangan positif disambung ke kunci kontak posisi ON.
Kabel hijau ke negatif atau body.
Kabel hitam untuk sensor putaran atau sinyal, disambung ke coil negatif, agar tachometer dapat ‘merasakan’ putaran engine.

Tachometer tersebut cocok untuk sepeda motor dengan engine 1 silinder 4 tak (4 siklus), seperti Honda dan umumnya sepeda motor saat ini.

Jika digunakan pada sepeda motor dengan engine 2 tak (2 siklus) dengan 1 silinder, maka RPM yang terbaca akan dua kali lipat RPM sebenarnya. Contoh engine 2 tak dengan 1 silinder adalah pada skuter Vespa dan Yamaha RX King.

Jika dipasang pada engine 4 silinder 4 tak dengan 1 coil, maka RPM yang terbaca akan 4 kali lipat. Tapi jika setiap silinder dari engine tersebut mempunyai 1 coil, maka RPM yang terbaca akan akurat. Karena tachometer hanya berpatokan pada 1 silinder.

Positif koil adalah tegangan positif dari aki yang melalui kunci kontak pada posisi ON, jadi positif koil bisa dijadikan sumber arus bagi RPM. 

Jika arus listrik yang suplai dari posisi ON kunci kontak sangat terbatas, misalnya karena kabel ON dari kunci kontak berukuran kecil, maka bisa disambung pada posisi kunci kontak ACC (accesories) jika ada. Posisi ACC adalah posisi kunci kontak saat diputar persis setelah posisi LOCK (kunci setang) atau OFF.

Dua kabel kecil berwarna merah dan hitam yang diikat menjadi satu adalah kabel untuk lampu penerangan tachometer.

Check dengan multitester apakah salah satu kabel lampu terkoneksi ke body tachometer, misalnya jika kabel hitam terkoneksi ke body maka kabel hitam adalah ground atau negatif, dan dapat dipastikan bahwa kabel merah adalah positif yang akan disambung ke switch (saklar) lampu kendaraan.

Jika tidak ada dari kedua kabel hitam dan merah tersebut yang terhubung ke body tachometer. Karena kabel untuk lampu pijar bisa dipasang bolak-balik, maka boleh menentukan sendiri kabel mana untuk positif yang disambung ke switch lampu kendaraan. Dan kabel lainya disambung ke body kendaraan sebagai ground atau negatif.

Jika ternyata kabel tachometer tidak sesuai dengan kode warna sebagaimana diatas, maka harus dicari dengan metoda matematika permutasi berikut: Ada tiga buah kabel yang harus dihubungkan dengan 3 buah komponen. Perlu dicari dulu jumlah kemungkinan kombinasi penyambungan. Menurut rumus permutasi akan didapat:

                     3 faktorial =   3 x 2 x 1 = 6 kemungkinan penyambungan.

Kemudian kita buat tabel penyambungan kabel dengan 6 kemungkinan, dengan warna kabel hitam, hijau, kuning, yang akan disambungkan ke:
                       negatif (-) atau body atau ground
                       positif (+) sebagai sumber daya bagi tachometer agar dapat bekerja
                      sinyal atau coil agar tachometer dapat mengukur putaran engine (RPM).

Perhatikan tabel di bawah, negatif (-) atau body selalu disambung lebih dulu dan dijadikan acuan awal saat menggunakan tabel. Karena jika salah sambung dengan body, resiko kerusakan tachometer sangat kecil.

Kabel sinyal atau coil selalu disambung paling akhir, karena coil menghasilkan tegangan tinggi induksi yang dapat merusak tachometer walau hanya satu kabel yang dihubungkan ke coil dan kabel lainnya menyentuh badan anda sehingga menjadi ground. Badan anda sudah cukup untuk mengalirkan tegangan tinggi dari coil melalui tachometer dan dapat merusak tachometer jika salah kabel. 

Jika tachometer anda mempunyai kabel dengan warna yang berbeda dengan tabel, maka tabel dapat dimodifikasi agar sesuai dengan tachometer anda. Misal tachometer anda mempunyai kabel hitam, merah dan hijau, tidak ada kabel kuning. Maka ganti warna kuning pada tabel dengan warna merah, lalu tabel dapat dipergunakan.

Cara menggunakan tabel permutasi:

Start engine, biarkan dalam keadaan stasioner (tidak di gas). Agar mengurangi resiko yang dapat merusak tachometer, selalu sambung kabel yang diduga sebagai negatif (-) ke body terlebih dulu. Baru kemudian tempelkan kabel yang diprediksi sebagai positif dan sinyal (coil), cukup ditempelkan saja agar dapat segera dilepas jika salah agar tidak merusak tachometer. Khusus untuk kabel yang dihubungkan ke coil, gunakan alat yang terisolasi atau gunakan sarung tangan, karena tegangan induksi dari coil dapat membuat anda terkejut walau tidak fatal.

Lihat baris nomor 1, sambungkan kabel hitam ke body atau negatif (-). Lalu tempelkan kabel kuning ke positif aki, dan kabel hijau ditempelkan ke negatif coil. Lihat apakah jarum tachometer bergerak, jika tidak maka segera lepas kabel hijau dan kuning, jangan dibiarkan terlalu lama menempel karena karena dapat merusak tachometer. Tandai tabel pada baris 1 dan kolom Check dengan tanda kali (X) yang menyatakan cara pemasangan kabel tersebut salah, agar kita tidak mengulangi lagi cara tersebut.

Lanjutkan dengan baris nomor 2, sambungkan kabel hitam ke body atau negatif (-). Lalu tempelkan kabel hijau ke positif aki, dan kabel kuning ditempelkan ke negatif coil. Lihat apakan jarum tachometer bergerak, jika tidak maka segera lepas kabel hijau dan kabel kuning agar tachometer tidak rusak.

Lanjutkan ke baris 3, dan seterusnya sampai ditemukan pemasangan yang benar. Jika sudah ketemu, misalnya cara pemasangan nomor 4 adalah yang benar, maka tidak perlu melanjutkan ke nomor 5 dan 6, karena hanya ada satu cara pemasangan kabel yang benar, cara lainya dapat dipastikan adalah salah.

Matematika permutasi seperti diatas dapat juga dipakai untuk mencari kombinasi kabel dari komponen selain tachometer.

Untuk lebih jelasnya, skema berikut menggambarkan penyambungan 3 kabel utama dari tachometer.



Jelas terlihat bahwa kabel positif dari tachometer disambung ke kunci kontak (ignition switch). Kabel signal ke negatif coil sebelum platina (contact point) atau sebelum ignitor untuk kendaraan dengan sistem pengapian elektronik. Dan kabel negatif tachometer tersambung ke body kendaraan.

PERHATIAN: jangan menyambung kabel pada output coil. Pada output coil terdapat kabel yang berdiameter besar dengan isolasi yang tebal. Kabel output coil mempunyai ujung yang tersambung ke busi (spark plug) dan bertegangan tinggi (>10.000 volt), yang dapat merusak perangkat elektronik yang dilalui arus listrik bertegangan tinggi tersebut.

Sedangkan kabel untuk lampu tachometer sengaja tidak digambarkan karena biasanya tidak terlalu membingungkan. Hal ini untuk menjaga agar skema diatas tampak sederhana, mudah dibaca dan mudah dimengerti.

Fungsi coil sama dengan fungsi transformator, pada sistem pengapian digunakan untuk menaikkan tegangan. Trafo atau coil hanya dapat bekerja menaikkan atau menurunkan tegangan jika medan magnetnnya berubah-rubah, tidak statis. Perubahan medan magnet dapat dilakukan dengan arus bolak-balik (AC), atau dengan arus searah (DC) yang terputus-putus (berdenyut). Coil bekerja dengan prinsip induktor 
Ruhmkorff , dimana arus searah dibuat berdenyut agar coil dapat menaikkan tegangan. Platina (contact point) berfungsi untuk memutus arus dari kumparan primer coil ke body (ground), sehingga medan magnet coil akan runtuh dan menginduksikan listrik tegangan tinggi ke kumparan sekunder atau output coil. Tegangan tinggi output dari coil dapat melompati celah pada busi, sehingga menimbulkan percikan bunga api listrik di celah busi. Percikan api akan membuat gas terbakar, menimbulkan tekanan, dan mendorong piston sehingga menghasilkan daya mekanis. Pada sistem elektronik, platina digantikan oleh igniter. Karena platina / iginiter berfungsi mirip saklar On-Off, maka denyut tegangannya menjadi signal bagi tachometer untuk mengukur kecepatan putar engine.

Sumber :

http://maruzar.blogspot.co.id/2014/05/cara-menyambung-kabel-rpm-meter.html?m=1

Wednesday, January 6, 2016

Mengatasi Rem yang Harus Dikocok

 Mengatasi Rem yang Harus Dikocok


Sungguh tak nyaman bila hendak menghentikan laju mobil harus dengan menginjak pedal rem berulang-ulang. Lebih dari sekadar masalah kenyamanan, rem yang harus dikocok tentu sangat membahayakan keselamatan pengendara dan pengguna jalan. Mestinya, sekali ditekan, rem menggigit dan laju kendaraan dapat terkontrol
Biasanya kasus rem kocok diawali dengan rem yang tidak menggigit meskipun pedal sudah diinjak dalam-dalam. Apabila keadaan ini dibiarkan tanpa perbaikan, lama kelamaan rem serasa hilang sehingga injakan harus semakin dalam lagi dan perlu dikocok-kocok.
Sebetulnya, rem yang harus dikocok ini timbul karena adanya udara palsu dalam sistem rem. Udara inilah yang membuat tekanan dari pedal rem tidak bisa langsung diteruskan ke masing-masing silinder roda. Dengan menekan dan melepas berulang-ulang, udara di dalam sistem rem akan terkompresi. Barulah kemudian tekanan pedal rem bisa sampai ke silinder roda.
Ruang-ruang pada sistem rem seharusnya memang tidak berisi udara, melainkan minyak rem. Nah, mengapa udara bisa berada di sana?
Timbulnya udara palsu dalam sistem rem disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
Panas pada minyak rem yang disebabkan oleh tekanan di pedal rem. Suhu yang naik ini akan mengurangi viskositas (kekentalan) minyak rem. Semakin rendah viskositas minyak rem, cenderung akan cepat panas/mendidih. Kalau sudah mendidih, akan muncul uap. Salah satu unsur di dalam uap adalah udara. Udara ini kemudian terjebak di dalam ruangan sistem rem. Lama lama akan berkumpul dan semakin banyak seiring dengan usia pemakaian minyak rem.
Kebocoran di sistem rem. Kebocoran bisa terjadi di master rem, pipa-pipa, atau di wheel cylinder. Kebocoran ini bisa terjadi karena kerusakan pada komponen-komponen rem. Misalnya, seal master cylinder dan seal wheelcylinder.
Habisnya minyak rem pada recervoir tank. Kalau habis, pada saat kita injak dan lepas pedal rem, maka media penghantar yang terhisap ke ruangan master rem adalah udara. Udara ini kemudian bisa menjalar ke seluruh ruangan pada sistem rem.

Dari beberapa faktor di atas, Hal-hal yang perlu diperhatikan agar udara palsu tidak masuk ke sistem rem adalah:
Periksa permukaan minyak rem di recervoir tank setiap hari.Lakukanlah penggantian minyak rem secara periodik, setiap 20.000 km.
Saat mengganti minyak rem, gunakanlah minyak rem yang sejenis, atau yang direkomendasikan pabrikan. Bila lain jenis, dikhawatirkan terdapat perbedaan karakter yang dapat mempengaruhi daya tahan komponen sistem rem, terutama seal-seal, baik di master maupun wheel cylinder.
Stel dan bersihkan rem secara berkala, setiap 10.000 km.

Bila Rem Berdenyit

Menjelang musim kemarau, maka hujan pun turun tak menentu. Hasilnya mobil dapat dalam sekejab kuyup dan selekas itu pula kering. Dan rem pun kadang berdenyit kala diaktifkan pada dua kondisi tersebut.

Kebanyakan konsumen sangat merisaukan munculnya bunyi tersebut. Namun sebetulnya tak semua bunyi itu berarti telah terjadi kerusakan rem mobil bersangkutan.
Bunyi rem bisa muncul karena jenis kanvasnya.  Betapapun demikian terdapat bunyi yang menandakan rem mobil bersangkutan perlu mendapat perawatan atau bahkan penggantian. Berikut sejumlah penyebab bunyi rem yang dapat digunakan sebagai patokan. Juga perlunya diketahui untung ruginya bila Anda menggunakan produk asli atau tiruan yang memang umumnya dijual dengan harga lebih murah.

Bunyi yang terbilang normal, dinyatakan berdenyit normal bila bunyi hanya muncul kala rem diinjak secara perlahan.  Namun justru tak mengeluarkan bunyi apapun bila rem ditekan mendadak.

Bunyi yang terbilang normal ini muncul, umumnya karena pad rem yang kini banyak diperdagangkan adalah jenis semi-metalic. Dan biasanya ini digunakan untuk mobil berpenggerak roda depan (front wheel drive) dan minivan.

Bunyi yang mencurigakan, berdenyitnya bunyi rem yang terjadi pada setiap kali komponen ini diaktifkan. Umumnya bunyi tersebut disertai getaran pada pedal bila pengemudi menginjak rem. Bila ini yang terjadi disarankan segera membawanya ke bengkel. Kerusakan yang menimbulkan gejala seperti ini bisa terjadi pada bagian kanvas, rotor maupun kaliper. Biasanya penggantian komponen harus disertai servis rem pada bagian lainnya.

Ganti dengan komponen original.  Disarankan untuk mengganti kanvas dan pad rem asli untuk mobil Anda. Kanvas rem dan break pad yang berkualitas unggul justru bukan berbahan amat keras. Namun juga tak terlalu lunak. Komponen ini sangaja dibuat agak lunak supaya proses pengereman berjalan maksimal dengan kanvas atau pad yang dirancang lebih cepat habis.

Pada produk yang berkualitas kurang baik, terdiri dari bahan yang amat keras, sehingga akan menjadikan tromol (drum) atau piringan (dish) rem mudah tergores. Kerusakan demikian akan membuat kerja rangkaian rem tak maksimal.
Hindari mereparasi tromol dan piringan.  Kebanyakan bengkel menyarankan untuk kembali membubut (meratakan) tromol atau piringan rem mobil jika terjadi cekungan atau goresan. Secara teori ini bisa saja berjalan seakan normal. Apalagi bila pembubutan hanya merupakan upaya sedikit meratakan cekungan atau goresan pada komponen ini.  Namun sebetulnya kegiatan ini menjadikan tromol maupun piringan rem mudah rapuh usai menjalani pembubutan itu. Sebab proses perataan tersebut memerlukan pula pemanasan tinggi yang berakibat komponen justru menjadi rapuh.

Hasil pembubutan atau perataan permukaan yang terlalu banyak memakan ‘daging’ komponen tersebut bisa pula membuat tromol atau piringan pecah saat diaktifkan pada kesempatan berikutnya.

Kegiatan ini hanya direkomendasikan untuk keadaan darurat. Segera gantikan tromol atau piringan rem dengan produk baru pada kesempatan selanjutnya.

Baru Ganti Kampas Rem, Malah Gak Pakem?

Beberapa rekan mengalami hal yang sama, baru saja mengganti keempat kampas rem mobil (depan belakang & kiri kanan) tetapi setelah itu merasakan bahwa kemampuan rem kendaraannya jadi tidak pakem.

Tidak kita sadari bahwa permukaan disc/drum pada sistem rem kita jika diperbesar tidaklah rata.  Sementara permukaan brake Pad yang baru adalah rata.  Hal ini mengakibatkan bidang yang bersentuhan untuk menimbulkan friksi menjadi kecil, sehingga kemampuan pengereman menjadi berkurang.

Untuk itu, seperti pada buku panduan yang disertakan ketika kita baru membeli mobil, bahwa sistem rem perlu proses ‘Running In’ sejauh kurang lebih 300 kilometer perjalanan agar permukaan disc dan permukaan brake pad menjadi “sambung-manis”.





  

Pada saat masa ‘Running In’ tidak diperkenankan untuk melakukan pengereman yang mendadak, karena akan merusak proses Running In itu sendiri karena dipaksakan.

Jadi kalau mengganti kampas rem sebaiknya tidak bersamaan keempat-empatnya… tetapi misalnya saat ini mengganti rem roda depan (kiri-kanan), kemudian setelah berjalan 300km dilanjut dengan rem roda belakang (kiri-kanan).

Bergetar Saat Nge-rem Meski Sudah di-Balancing

Penyebab Getaran Steering Wheel

Balancing dan spooring tentu populer di kalangan pengendara dan pecinta otomotif. Efek tindakan ini memang dapat meningkatkan kenyamanan berkendara karena mampu meredam getaran yang dihasilkan akibat putaran roda. Tapi, mengapa setelah dilakukan balancing dan spooring getaran tetap terasa? Terutama saat roda di-rem.

Bergetarnya steering wheel dalam kasus seperti di atas kemungkinan besar justru terjadi karena sistem rem. Bukan tidak berfungsinya balancing. Masalah sistem rem diantaranya, piringan (tromol) rem yang tidak rata. Yang paling sering adalah piringan rem ban depan (kanan-kiri).

Untuk mengatasinya, akan lebih baik jika piringan rem tersebut diganti dengan yang baru. Memang, ada sebagian orang yang berusaha mengatasinya dengan membubut komponen tersebut.

Efek balancing dan spooring memang untuk menghilangkan getaran yang timbul pada saat kendaraan melaju. Semakin tinggi kecepatan, getaran yang diproduksi akan semakin kuat. Namun, sumber getaran bisa juga berasal dari sistem rem.

Selain kondisi piringan rem, bearing (laher) roda depan yang mengalami keausan juga bisa menyebabkan getaran di steer. Tetapi getaran ini tidak hanya muncul pada saat di rem saja. Getaran terasa pada saat kecepatan tinggi dan permukaan jalan yang tidak rata. Untuk mengatasi masalah seperti ini, solusinya adalah dengan mengganti komponen tersebut.

Disarankan, balancing dan spooring dilakukan setiap 10.000 km. Untuk sistem rem sendiri, lakukan pemeriksaan setiap 10.000 km juga. Dan apabila terjadi penggantian kanvas rem, gunakanlah kanvas rem yang orisinil. Sementara laher, lakukan penggantian grease (gemuk) setiap 20.000 km.

Menghentikan Kendaraan Saat Rem Tak Berfungsi

Ketika menyadari kendaraan mengalami kerusakan fungsi rem, biasanya pengendara sangat terkejut dan panik. Apalagi jika pada saat itu kendaraan sedang melaju di jalan raya. Kepanikan inilah yang umumnya membuat pengendalian laju kendaraan menjadi tidak terkontrol dan sangat potensial menimbulkan kecelakaan lalulintas.

Ada dua kemungkinan kerusakan fungsi rem yang umumnya baru kita ketahui saat kendaraan sedang melaju: rem blong dan rem macet. Keduanya sama-sama berbahaya. Bahkan rem yang macet (menjepit terus) dapat mempengaruhi arah steer (kemudi). Rem yang macet dapat mengakibatkan kemudi tertarik ke kiri atau ke kanan karena roda terkunci.

Bila mendapati kerusakan rem dalam kondisi kendaraan sedang melaju, yang pertama harus dilakukan adalah menghentikan laju kendaraan. Masalahnya, adakah cara lain yang dapat kita gunakan untuk menghentikan kendaraan tanpa menginjak pedal rem?

Jawabannya ada. Untuk kondisi seperti ini kita dapat menghentikan laju kendaraan dengan menggunakan rem tangan. Tentu saja rem tangan ini baru dapat kita operasikan saat kecepatan kendaraan sudah sangat rendah (di bawah 10 km/jam).

Untuk ini, ada beberapa step yang harus kita lakukan sebelum mengoperasikan rem tangan.

Turunkan kecepatan kendaraan dengan memindahkan gigi perseneling yang lebih rendah secara bertahap (5-4,4-3,3-2,2-1).
Apabila pada bahu jalan terdapat rumput, gunakan bahu jalan yang berumput tersebut untuk semakin memperlambat laju kendaraan.
Setelah kecepatan kendaraan sudah relatif pelan, maka lakukan pengoperasian rem tangan untuk menghentikan laju kendaraan.
Setelah kendaraan berhenti total, segera lakukan pemeriksaan komponen rem. Bila ada kerusakan, segeralah lakukan perbaikan. Menghentikan kendaraan tanpa fungsi rem seperti di atas ini relatif lebih aman ketimbang panik yang berpotensi kendaraan melaju tanpa kontrol.


Sumber : 
saft7.com
s515i.com/cara-mengatasi-rem-yang-harus-dikocok/